iklan yllix

Temuan Komnas HAM atas Wafatnya Petugas Pemilu, Begadang 2 Hari Non-Stop

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan beban kerja yang diduga menjadi penyebab kematian 71 petugas pemilihan umum dan 3.909 mengalami sakit.

Komisioner Komnas HAM Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan, beban kerja KPPS termasuk jam kerja yang tidak manusiawi menjadi bagian dari temuan tersebut.

"Sebagian besar KPPS begadang dua malam dan dua hari, sejak sebelum hari H (pencoblosan) untuk mendirikan TPS, hingga dini hari setelah hari H (pencloblosan untuk penghitungan suara)," katanya dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024).

Pramono mengatakan, kebijakan penyalinan form C-Hasil secara elektronik tidak berhasil menurunkan durasi waktu kerja KPPS.

Selain itu, Komnas HAM juga menemukan fakta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak memasukan materi Bantuan Hidup Dasar sebagai bagian dari materi bimbingan teknis KPPS.

"Sehingga KPPS tidak dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi situasi darurat di TPS," kata Pramono.

Materi Bimtek yang diberikan KPU hanya berfokus pada proses pemungutan dan penghitungan suara.

Padahal, kata Pramono, materi bantuan hidup dasar telah direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari bimtek KPPS.

"Tetapi hampir tidak ada jajaran KPU di daerah yang mengetahui surat (rekomendasi) tersebut," ucap Pramono.

Temuan terakhir, Komnas HAM menilai banyak lingkungan TPS yang tidak sehat seperti makanan ringan berupa gorengan.

"Minuman kopi yang berlebihan, juga asap rokok," tandasnya.

Pemerintah menyebutkan, sebanyak 84 petugas pemilu meninggal dunia selama masa pencoblosan. 

Dari jumlah itu, sebanyak 71 merupakan petugas pemilu di bawah KPU, sisanya atau 13 orang adalah petugas pengawas di bawah Bawaslu. 

Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan pemerintah berduka atas meninggalnya puluhan petugas dan pengawas Pemilu 2024.

"Kami atas nama pemerintah ingin sampaikan ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada para pejuang demokrasi. Semoga arwah almarhum/almarhumah diterima di sisi Allah SWT," ujar Moeldoko.

Sumber : Kompas

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel